Penerapan Pendekatan Komunikasi Bahasa Inggris Siswa

Tulisan ini terinspirasi oleh seorang ahli bahasa bernama Noam Chomsky dalam kutipan Pembelajaran Pemerolehan Bahasa (Language Acquisition) The Poverty of The Stimulus.Konsep ini menyatakan bahwa input linguistik yang diterima anak -anak tidak cukup untuk menjelaskan kompleksitas bahasa yang mereka kuasai. Maka harus ada struktur bawaan yang membantu pemerolehan bahasa. Stimulus dan kompleksitas bahasa inilah ruang bagi pendidik untuk mengkaji penerapan berbagai pendekatan yang efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas.Efektifitas teknik komunikasi merupakan kunci keberhasilan pembelajaran Bahasa Inggris. kemampuan komunikasi berbahasa inggris aktif pesertadidik tidak hanya pada penguasaan kosakata dan tata bahasa.Keberhasilan komunikasi berbahasa Inggris juga dipengaruhi oleh faktor kontekstual yang pragmatis.

Peserta didik tidak hanya cukup dengan  memahami tekstual saja tetapi  terampil berbicara secara aktif.Berkaitan dengan persoalan itu, maka betapa penting efektifitas  penerapan teknik komunikasi berbahasa yang tepat.Hal itu juga senada seperti yang disampaikan oleh Brown (2001), “Language learning is not a set of easy steps that can be programmed in a quick do-it-yourself kit. Rather, it is a complex process that develops communicative competence through interaction.” Pernyataan ini menegaskan bahwa kemampuan berbahasa tumbuh secara alami melalui komunikasi yang bermakna dan kontekstual. Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk berbahasa Inggris dalam berbagai situasi nyata. keterampilan komunikasi aktifdapat dilakukan dengan penerapan berbagai teknik, seperti role play, diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab interaktif. Pembelajaran dengan berbagai strategi dan pendekatan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi, membangun interaksi,dan mendorong siswa agar aktif berpartisipasi. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, teknik ini tidak hanya membantu pemahaman materi, tetapi juga memperkuat keterampilan berbicara (speaking), mendengar (listening), membaca (reading), dan menulis (writing).Artikel ini membahas bagaimana teknik komunikasi diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa secaramenyeluruh.Dalam hal ini dicoba penerapan pendekatan Communicative Language Teaching (CLT) , role play dan simulasi di bawah ini.

Communicative Language Teaching (CLT)merupakan pendekatan yang paling sering digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Pendekatan ini menekankan pada kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa secara fungsional dalam  berkomunikasisehari-hari. Melalui teknik ini, guru memberikan motivasi siswa untuk berbicara, berdiskusi, dan berdialog dengan menggunakan Bahasa Inggris.Richards dan Rodgers (2001) menjelaskan, "The goal of language teaching is communicative competence, and classroom activities should reflect the need to communicate in real-life situations." Hal itu berartimenjelaskan bahwa pengajaran bahasa tidak  hanya dengan mengajarkan struktur kalimat, melainkan juga melatih siswa menggunakan bahasa tersebut secara aktif. Berikut contoh deskripsi penerapan  Communicative Language Teaching (CLT) di kelas:      

Teacher: Good morning, class. Today, we’re going to talk about giving and responding to opinions. Let’s start with a question: What do you think about using technology in the classroom?

Student 1 (Almer): In my opinion, using technology makes learning more interesting. We can watch videos and use interactive apps.

Teacher: That’s a great point,Almer. Thank you. What about you, Ghina? Do you agree?

Student 2 (Ghina): I’m not sure. I think it can be helpful, but sometimes it makes students lazy.

Teacher: That’s a valid opinion. Why do you think it makes students lazy?

Student 2 (Ghina): Because they may just copy answers from the internet instead of thinking by themselves.

Teacher: I see. That’s a concern. What do you think, Ghani?

Student 3 (Ghani): I agree with Almer. I believe technology helps us understand things better. For example, learning science with animations is much easier.

Teacher: Good example, Ghani. So we have different opinions here. That’s okay. Remember, it’s important to respect each other’s opinions.

Teacher: Can anyone tell me how to politely disagree with someone’s opinion?

Student 1 (Almer): We can say, “I respect your opinion, but I think…”

Teacher: Exactly! Very good, Almer

Kutipan teks di atas mencontohkan seorang guru yang memberikan stimulus atau motivasi siswa untuk berani dan percaya diri berbicara bahasa inggris di depan kelas dengan menjawab pertanyaan terbuka yang harus dijelaskan oleh siswa. Secara otomatis siswa akan kreatif mencari referensi percakapan tersebut, entah diskusi dengan teman, studi pustaka, atau googling. Alhasil ada perkembangan yang signifikan dengan penerapan pendekatan CLT terhadap kemampuan berbahasa inggris siswa dalam berbicara. Terbukti ada kenaikan kuantitas siswa yang berani tampil menjawab dengan bahasa inggris dan kenaikan kualitas structure, pronounciation, and contextual siswa yang sudah aktif/kompeten. Sandra J. Savignon (1997) berpendapat,”Communicative competence is relative not absolute, and depens on the cooperation of all participans involved”.

Selain pendekatan komunikasiCommunicative Language Teaching (CLT) dalam pembelajaran Bahasa Inggris,  guru dapat menggunakan pendekatan role play dan simulasi. Dalam metode ini, siswa diminta untuk memainkan peran tertentu dalam situasi sosial yang berbeda, seperti offering help, making an appointment, Expressing opinion in discussion dan Job Interview. Aktivitas ini membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara secara spontan dan situasional, sehingga mampu memperkuat kepercayaan diri siswa. Harmer (2007) menyatakan bahwa, "Role-plays encourage students to think creatively and spontaneously, helping them to internalize language structures." Dengan demikian, peran serta siswa dalam simulasi ini bukan hanya sebagai latihan bahasa, tetapi juga sebagai pengalaman belajar yang mendalam dan menyenangkan.Berikut contoh cuplikan adegan komunikasi bahasa inggris dengan penerapan pendekatan role play dan simulasi  berikut  ini.

 

 


Good morning,
Honorable teachers, beloved fellow students, and respected staff members,

First of all, let us give our praise and gratitude to God Almighty, for His blessings and mercy that allow us to gather here today in good health to take part in this flag ceremony.

As the acting principal today, I would like to remind all of us about the importance of discipline, responsibility, and respec values that we must uphold not only during school activities but also in our daily lives. The flag ceremony is not just a routine; it is a moment for us to remember our heroes, to respect our nation, and to strengthen our love for Indonesia.

Kutipan teks di atas mencontohkan seorang guru yang memberikan peran atau partisipan siswa untuk berani dan percaya diri sebagai seorang tokoh yang memberikan sambutan dalam  bahasa inggris di depan kelas dengan ekspresi yang  disesuaikan dengan teks dan kontekstual yang diperankan oleh siswa. Secara otomatis siswa akan kreatif mencari referensi model sambutan seorang tokoh tersebut, entah diskusi dengan teman, studi pustaka, atau googling. Dari ujicoba bermain peran tersebut  ada perkembangan yang signifikan dengan penerapan pendekatan role play dan simulasi terhadap keterampilan berbicara bahasa inggris siswa. Terbukti ada kenaikan kuantitas siswa yang berani tampil berbicara bahasa inggris dan kenaikan kualitas penguasaan procedure , pronounciation, and contextual siswa yang sudah aktif/kompeten.

Penerapan Beberapa Pendekatan Komunikasi Berbahasa Inggrisdi kelas seperti  Communicative Language Teaching (CLT) ,  dan pendekatan  role play dan simulasi memang bukan satu-satunya yang paling efektif, tetapi paling tidak sedikit membantu siswa untuk mempermudah penguasaan dan pemahaman bahasa inggris siswa di kelas. Siswa ternyata tergugah untuk menambah kemampuan dan kepercayaan diri dalam berkomunikasi bahasa Inggris.

 

ADMIN SMANJA

Seorang administrator yang berdedikasi, mengelola dan mengembangkan platform dengan inovasi, membawa pengalaman digital yang memikat kepada para pengguna.